”Untuk istri dan anak perempuanku”
13 Juni 2009
Sepertinya dewasa ini banyak wanita yang lupa tentang kecantikan sejati. Mereka mati-matian membentuk dan mengolesi setiap anggota tubuhnya dengan bahan kosmetika secara berlebihan dan bahkan hingga ada diantaranya yang rela untuk memperlihatkan aurat mereka yang semestinya mereka jaga. Benarkah dengan demikian mereka menjadi cantik dan menarik? Di dalam Al-Qur'an Allah swt berfirman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara mereka, atau putera-putera saudara-saudara perempuan mereka." (QS 24/AN NUR:31). Dan di ayat lain: "Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuan-mu dan isteri-isteri orang mukmin, hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenal, karena itu mereka tidak diganggu..." (QS 33/AL AHZAB:59). Turunnya ayat ini dilatarbelakangi oleh kisah dimana sebelum dikenalnya tempat buang air seperti sekarang ini, para wanita muslimah seperti yang lainnya juga buang hajat di padang terbuka. Sebagian orang mengira kalau dia adalah budak. Ketika diganggu, wanita muslimah itu berteriak lalu laki-laki itu pun kabur. Kemudian mereka mengadukan peristiwa tersebut kepada Rasulullah saw sehingga turunlah ayat di atas. Hal ini menegaskan, wanita yang memamerkan auratnya dan mempertontonkan kecantikan dan kemolekan tubuhnya lebih berpotensi menjadi korban pelecehan seksual bahkan perkosaan bagi lawan jenisnya. Sebab dengan begitu, ia telah membangkitkan nafsu seksual laki-laki. Dan Rasulullah sawpun bersabda dengan sangat tegas dalam memandang hal ini: "Jika memang tak tahu malu, lakukanlah setiap apa yang kamu mau", terlihat sedemikian murkanya Rasulullah saw. Diceritakan juga oleh 'Aisyah ra dalam riwayat lain bahwa Rasulullah saw ketika bertemu dengan Asma' binti Abu Bakar ra yang memakai pakaian yang tipis dan terbuka, lalu Rasulullah memalingkan muka dan seraya bersabda: "Wahai Asma'! Sesungguhnya jika seorang wanita itu sudah sampai masa haid, maka tidak layak lagi bagi dirinya menampakkannya, kecuali ini (beliau mengisyaratkan pada muka dan tangan)." (HR Abu Dawud dari 'Aisyah ra). Begitulah seharusnya seorang wanita muslimah, mereka senatiasa berusaha menutup aurat dari orang yang bukan muhrimnya atau dengan mudah dapat dilihat bahwa mereka senantiasa berjilbab, membungkus dan menyembunyikan kecantikan dan perhiasannya. Tidak ada yang kelihatan daripadanya selain telapak tangan dan wajah seperti yang dituturkan Rasulullah saw dalam hadits diatas dan juga ada pendapat lain mengatakan, bahwa tidak boleh terlihat dari diri wanita tersebut selain matanya saja. Allah swt mensyariatkan jilbab agar menjadi benteng bagi wanita dari gangguan orang lain. Jilbab adalah lambang ketakwaan dan Islam. Jilbab adalah bukti masih adanya rasa malu. Jilbab adalah pagar kehormatan dan identitas wanita suci dan terhormat. Memang masalah aurat ini banyak ditujukan kepada kaum wanita, namun itu bukan berarti laki-laki lepas tanggung jawab daripadanya. Sebab, dampak buruk dari hal ini tidak saja bagi wanita yang bersangkutan, tetapi juga segenap masyarakat. Bahkan kalau secara jujur diakui, sumber bencana hal ini adalah kaum laki-laki yang tidak becus memikul tanggung jawab sebagai pemimpin wanita. Dan itu timbul karena kebodohannya atau pura-pura bodoh. Padahal mereka dituntut untuk menjaga wanita baik selaku ayah, suami atau saudara. Bahkan ada diantara kita yang merasa bahwa hal ini hanya membelenggu kebebasan anak, istri atau saudara kita. Apakah itu cinta jika kita menyodorkan puteri, istri atau saudari kita untuk menjadi sasaran murka dan siksaan Allah? Mengapa Anda tidak selamatkan mereka dari cengkeraman setan? Sesungguhnya kita semua orang beriman wajib merealisasikan seruan Allah: "Wahai orang-orang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu." (QS 66/AT TAHRIM : 6). Artikel ini saya ambil dari internet, mohon maaf saya lupa sumbernya.
1 komentar:
cie
Posting Komentar
mangga...,silahkan di isi... thank's ya atas kunjungannya.