bencana oh bencana
03 November 2010
Rasanya sangat miris dan seakan tak percaya, sebuah negeri yang katanya gemah ripah loh jinawi, penduduknya ramah tamah, sopan santun dan sangat beradab menjadi porak poranda oleh amukan alam yang selama ini bersahabat dengannya. Sebuah negeri yang hijau makmur dan subur ini seakan menjadi petaka bagi para penghuninya yang selama ini hidup aman dan damai.
Lihatlah… betapa bencana datang silih berganti seakan ia enggan beranjak dari lingkungan negeri tercinta ini. Sebutlah beberapa yang terakhir, seperti banjir bandang di Wasior Papua, tsunami di Mentawai Sumatera Barat dan yang terakhir bencana Gunung Merapi yang meletus di Yogyakarta. Bukan terakhir barangkali karena siapa tahu masih akan ada bencana – bencana lain yang bisa saja sedang mengintip kita untuk ikut serta (beraksi) memporak porandakan bagian dari negeri kita tercinta ini.
Entahlah, apakah musibah ini sebuah ujian atau adzab (astaghfirullohal adziem........) karena kita bisa berdebat panjang untuk bisa menyimpulkan satu kata itu tadi : ujian atau bahkan adzab (sekali lagi : astaghfirullohal adziem......). yang pasti bencana telah terjadi dan kita harus segera menyikapinya dengan segala daya upaya yang kita miliki membantu dan menolong saudara-saudara kita itu dengan kemampuan yang kita miliki.
Tugas yang sangat berat memang khususnya bagi pemerintah untuk kembali membangun sarana dan prasarana, baik fisik maupun mental di atas puing-puing dan sisa-sisa kehancuran akibat bencana tersebut. Tapi itu harus segera di lakukan agar saudara-saudara kita yang tertimpa musibah segera kembali merasakan sedikit rasa aman dan perhatian untuk sedikit melupakan penderitaan yang sedang ia alami.
Mungkin alam mulai enggan...bersahabat dengan kita, yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa.....mungkinkah semua itu terjadi karena kita yang selalu banyak berbuat salah dan bangga dengan segala kesalahan dan dosa-dosa kita, seperti kata syair lagu Ebiet G Ade tersebut? Bisa jadi. Tengoklah lingkungan yang ada di sekitar kita, air tak lagi mengalir di selokan-selokan kecil dekat rumah kita(ingat kenangan masa kecil di sebuah kampung yang indah), gunung-gunungnya sudah pada gundul di tebangi oleh kong kalikong oknum-oknum pengusaha dan pejabat yang tidak bertanggung jawab dan masih banyak contoh-contoh yang lainnya.
Belum lagi kalau kita baca koran atau lihat berita di televisi, kejahatan sudah sangat merajalela baik yang dilakukan secara terang-terangan atau secara sembunyi-sembunyi, baik secara individu ataupun secara berjamaah, baik yang dilakukan oleh rakyat biasa atau oleh para pejabat dan penguasa dll......dll.
Maka pantaslah barangkali kita mendapatkan balasan atas apa yang kita lakukan, pantaslah kalau kita kini memetik dari segala apa yang kita lakukan sebelumnya, meski kita sendiri tidak ikut serta melakukannya tapi musibah datang tidak pandang bulu dan yang pertama merasakannya adalah kitalah para rakyat jelata yang tidak tahu menahu.......tapi percayalah Tuhan maha adil....siapa yang menanam maka akan memetiknya, tidak sekarang....mungkin nanti, semua akan mendapat gilirannya.
Okelah kalau begitu....yang bisa kita lakukan sekarang ini adalah introspeksi diri atas segala apa yang telah terjadi, menyesali atas segala salah dan dosa yang pernah kita perbuat dan mohon ampun pada Allah swt, Tuhan kita semua yang selama ini telah memberikan banyak nikmat kepada kita yang barangkali belum sempat kita syukuri segala nikmat tersebut.
Dan satu hal lagi, agar musibah tidak lagi datang menerpa kita semua maka kalau kita melihat atau mendengar ada kemaksiatan atau kemungkaran di sekitar kita maka rubahlah dengan tanganmu (bagi mereka yang berkuasa), kalau tidak bisa rubahlah dengan lidahmu (dengan cara menasihatinya) dan kalau masih tidak bisa.......maka rubahlah dengan hatimu (merasa tidak enak, tidak senang dan tidak setuju) meski itu adalah pertanda selemah-lemahnya iman.
Simpati dan empati buat saudara-saudaraku yang sedang tertimpa musibah dimanapun anda kini berada, semoga tetap tabah dan sabar selalu menerima cobaan ini, Tuhan pasti akan selalu menolong hamba-hambanya yang tulus ikhlas dan selalu berbuat baik. Kami tidak bisa memberi banyak, kami hanya bisa membantu sekedarnya saja.....maafkan kami, karena kami bukan pejabat, kami bukan penguasa atau pengusaha, kami bukan pula anggota dewan yang berlimpah harta dan uang, kami hanyalah rakyat jelata pula seperti saudara-saudaraku yang lain dan kamipun mungkin sedang menderita pula......
Salamku untuk saudara-saudaraku semua....
Lihatlah… betapa bencana datang silih berganti seakan ia enggan beranjak dari lingkungan negeri tercinta ini. Sebutlah beberapa yang terakhir, seperti banjir bandang di Wasior Papua, tsunami di Mentawai Sumatera Barat dan yang terakhir bencana Gunung Merapi yang meletus di Yogyakarta. Bukan terakhir barangkali karena siapa tahu masih akan ada bencana – bencana lain yang bisa saja sedang mengintip kita untuk ikut serta (beraksi) memporak porandakan bagian dari negeri kita tercinta ini.
Entahlah, apakah musibah ini sebuah ujian atau adzab (astaghfirullohal adziem........) karena kita bisa berdebat panjang untuk bisa menyimpulkan satu kata itu tadi : ujian atau bahkan adzab (sekali lagi : astaghfirullohal adziem......). yang pasti bencana telah terjadi dan kita harus segera menyikapinya dengan segala daya upaya yang kita miliki membantu dan menolong saudara-saudara kita itu dengan kemampuan yang kita miliki.
Tugas yang sangat berat memang khususnya bagi pemerintah untuk kembali membangun sarana dan prasarana, baik fisik maupun mental di atas puing-puing dan sisa-sisa kehancuran akibat bencana tersebut. Tapi itu harus segera di lakukan agar saudara-saudara kita yang tertimpa musibah segera kembali merasakan sedikit rasa aman dan perhatian untuk sedikit melupakan penderitaan yang sedang ia alami.
Mungkin alam mulai enggan...bersahabat dengan kita, yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa.....mungkinkah semua itu terjadi karena kita yang selalu banyak berbuat salah dan bangga dengan segala kesalahan dan dosa-dosa kita, seperti kata syair lagu Ebiet G Ade tersebut? Bisa jadi. Tengoklah lingkungan yang ada di sekitar kita, air tak lagi mengalir di selokan-selokan kecil dekat rumah kita(ingat kenangan masa kecil di sebuah kampung yang indah), gunung-gunungnya sudah pada gundul di tebangi oleh kong kalikong oknum-oknum pengusaha dan pejabat yang tidak bertanggung jawab dan masih banyak contoh-contoh yang lainnya.
Belum lagi kalau kita baca koran atau lihat berita di televisi, kejahatan sudah sangat merajalela baik yang dilakukan secara terang-terangan atau secara sembunyi-sembunyi, baik secara individu ataupun secara berjamaah, baik yang dilakukan oleh rakyat biasa atau oleh para pejabat dan penguasa dll......dll.
Maka pantaslah barangkali kita mendapatkan balasan atas apa yang kita lakukan, pantaslah kalau kita kini memetik dari segala apa yang kita lakukan sebelumnya, meski kita sendiri tidak ikut serta melakukannya tapi musibah datang tidak pandang bulu dan yang pertama merasakannya adalah kitalah para rakyat jelata yang tidak tahu menahu.......tapi percayalah Tuhan maha adil....siapa yang menanam maka akan memetiknya, tidak sekarang....mungkin nanti, semua akan mendapat gilirannya.
Okelah kalau begitu....yang bisa kita lakukan sekarang ini adalah introspeksi diri atas segala apa yang telah terjadi, menyesali atas segala salah dan dosa yang pernah kita perbuat dan mohon ampun pada Allah swt, Tuhan kita semua yang selama ini telah memberikan banyak nikmat kepada kita yang barangkali belum sempat kita syukuri segala nikmat tersebut.
Dan satu hal lagi, agar musibah tidak lagi datang menerpa kita semua maka kalau kita melihat atau mendengar ada kemaksiatan atau kemungkaran di sekitar kita maka rubahlah dengan tanganmu (bagi mereka yang berkuasa), kalau tidak bisa rubahlah dengan lidahmu (dengan cara menasihatinya) dan kalau masih tidak bisa.......maka rubahlah dengan hatimu (merasa tidak enak, tidak senang dan tidak setuju) meski itu adalah pertanda selemah-lemahnya iman.
Simpati dan empati buat saudara-saudaraku yang sedang tertimpa musibah dimanapun anda kini berada, semoga tetap tabah dan sabar selalu menerima cobaan ini, Tuhan pasti akan selalu menolong hamba-hambanya yang tulus ikhlas dan selalu berbuat baik. Kami tidak bisa memberi banyak, kami hanya bisa membantu sekedarnya saja.....maafkan kami, karena kami bukan pejabat, kami bukan penguasa atau pengusaha, kami bukan pula anggota dewan yang berlimpah harta dan uang, kami hanyalah rakyat jelata pula seperti saudara-saudaraku yang lain dan kamipun mungkin sedang menderita pula......
Salamku untuk saudara-saudaraku semua....

11 komentar:
renungan menggugah hati, anggaplah itu sebuah ujian untuk kesuksesan ke depan nanti, dan anggaplah itu cobaan agar kita jadikan sebagai renungan dan koreksi diri.
Yakinilah bahwa Allah memberi cobaan sesuai dengan tingkat kemampuan kita.
Bangsa besar adalah bangsa yang mampu menghadapi berbagai cobaan dan rintangan,
Salam Sukses selalu.
emang lagu ebit pas banget deh
cobaan ini di tujukan agar kita semua bekerja sama dan semakin kuat mengahadapi rintangan
Bencana ini bukan hukuman tetapi ini suatu cobaan yang patut direnungkan oleh kita semua untuk lebih merefleksi diri dan mendekatkan diri kepada Tuhan YME.....Amin...
merenunglah sahabat akan peringatan yang Allah SWT berikan. mudah - mudahan bencana ini dapat berakhir dengan cepat dan menjadi hikmah yang luar biasa. Amin
salam kenal by oketrik ^_^
Tersentuh saya membaca artikel ini...
Ya... kita hanya bisa mendoakan semoga semua bencana ini cepat berlalu dan semua orang yang menjadi korban dari bencana di negeri ini diberikan ketabahan....
Makasih artikelnya bos..
semoga kita cepat melaluinnya dengan baik.. :)
Semoga kita mendapat hikmah dr bencana ini & maukah menjadi follower di blog saya
Semoga kita mendapat hikmah dr bencana ini & maukah menjadi follower di blog saya
bookmark blog dofollow
http://databerita.com
aq tunggu bookmarknya...
selamat idul adha
semoga bencana ini cpt berlalu dari negeri kita
amiin.
met hari raya idul adha sobat,
mf lama gak berkunjung kesini
Posting Komentar
mangga...,silahkan di isi... thank's ya atas kunjungannya.